Jumat, 13 Mei 2011

laporan pratikum fisika dasar 2

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II






Disusun oleh
Nama : Ismul Azham
Nim : 2009 311 008
Prodi : Teknik Elektro
Semester : IV (Empat)
Mata kuliah : Praktek Fisika Dasar II
Dosen pengajar : Andi Arief S, Si

LABORATORIUM ELEKTRO
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2011
INDEK BIAS BAHAN PRISMA
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat melakukan indek bias ( bahan Prisma ).

II. Teori
Misal sinar AQ dibiaskan menjadi QR dan RD oleh prisma bersudut pembias P sudut devinisi sama dengan d = ( I – r ) + (I′ – r′ )
= (I + I′ ) – ( r + r′ )








Gambar 2.1. prisma dari kaca
Oleh karena segi empat PQNR merupakan segi empat tali busur, maka :
Sedangkan : Karena itu : r + r′=


Dapat dibuktikan bahwa pada waktu terjadi deviasi minimum ∆PQR sama kaki dan d disebut dm, maka :
i = I′ dan r = r′
Persamaan (1) dan (2) menjadi :
dm = 2i – 2r dan

Dari kedua persamaan ini dapat :
i= (

Dengan demikian, maka :
n= sin⁡i/sin⁡r = sin⁡〖( Bila dn dan


III. Alat dan bahan
a. Prisma sama sisi satu buah
b. Kertas polio tidak bergaris 1 lembar
c. Jarum pentol 2 batang
d. Busur derajat 1 buah
e. Mistar 1 bua
f. Kertas karton 1 lembar

IV. Prosedur percobaan
Letakan kertas karton diatas meja dan sehelai kertas diatasnya
Letakan prisma diatas kertas dan tariklah garis sepanjang ketiga sisinya (lihat gambar 2)
Lukis sebuah sinar datang AB dengan sudut datang 35°
Tancapkan jarum pentol pada titik A dan B, Letakan prisma ditempat semula
Amati prisma dan arah lain melalui prisma dan tancapkan jarum di D dan C sedemikian sehingga A,B,C dan D terlihat seakan-akan terletak pada satu garis lurus
Perpanjang AB dan DC sehingga berpotongan dan membentuk sudut devinisi (d) ukurlah sudut (d) ini dan sudut datang (i)
Ulangi langka 3 dan 6 dengan sudut 40°, 45°, 50° dan seterusnya akan lebih mudah jika untuk setiap sudut datang gambar tersendiri.


V. Hasil pengamatan

No Percobaan Pertama Kedua
Sudut datang 44° 41°
Sudut deviasi 60° 70°


VI. Pengelolahan datang


nI sinI = n2 sin r
I sin 44 = n2 sin 60
0,0695 = n2 0,866
n2=0,695/0,866
= 0,8025





nI sinI = n2 sin r
I sin 41 = n2 sin 70
0,656 = n2 0,939
n2=0,656/0,99
= 0,6986



Cermin cekung

I. Tujuan
Menentukan jarak titik api cermin cekung.

II. Dasar teori
Pembentukan bayangan oleh cerin cekung
Seperti telah diketahui pembentukan bayangan oleh cermin cekung mematuhi hokum pemantulan cahaya untuk dapat melukiskan baying yang dibentuk oleh cermin biasanya digunakan tiga sinar istimewa.
Rumus umum untuk cermin :
1/s+1/s^' =1/f
Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut :
X=Y=1/f bila x=1/s

dan Y=1/s,Y=-X+1/f
S = Jarak benda
S′ = Jarak bayangan benda

Bila digambarkan grafik Y terhadap X diharapkan akan diperoleh suatu grafik berbentuk garis lurus dengan koefisien arah -1
Y

1/f B



A
O 1/f X
Pada Y = O, harga X = 1/f, demikian pula pada saat X = ) harga Y = 1/f.
Pada grafik, OA = OB = 1/f, jadi f=1/OA+1/OB
III. Alat dan bahan
Cermin cekung 1 buah
Bangku optik dengan penjepit 1 buah
Jarum pentol 2 buah
Mistar 1 batang

IV. Prosedur percobaan
Letakan jarum pentol P1 pada suatu jarak tertentu didepan cermin cekung, dan aturlah letak jarum sehingga bayangan nyata ujung jarum itu sehingga bayangan nyata ujung jarum itu terletak ditengah-tengah cermin.
Letakan jarum pentol P2 sehingga unjungnya jarum berimpit dengan bayangan P1 (lihat gambar berikut), ukurlah jarak dari P1 kecermin (s) dan jarak P2 kecermin (s′)
Ulangi langkah 1 dan 2 untuk arga s yang berbeda-beda

P2 P1

s′ jarum pencari





Gambar 3.1

V. Hasil pengamatan

F S S′ M H H′
5 7 17,5 5,4 2,5 13,5
5 10 10 3,64 2,5 9,1
5 13 8,125 2,8 2,5 7
5 25 6,25 1,6 2,5 4
5 26 6.19 1,4 2,5 3,5
5 30 6 1,32 2,5 3,3



VI. Perhitungan data
1. F = 5 s = 7
1/s+1/s^' =1/f
1/7+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/7= (7-5)/35=2/35 M=H/H = 13,5/2,5 = 5,4
s′ = 17,5

2. F = 5 s = 10
1/s+1/s^' =1/f
1/10+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/10= (2-1)/10=1/10 M=H/H = 9,1/2,5 = 3,64
s′ = 10

3. F = 5 s = 13
1/s+1/s^' =1/f
1/13+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/13= (13-5)/65=8/65 M=H/H = 7/2,5 = 2,8
s′ = 8,125 
4. F = 5 s = 25
1/s+1/s^' =1/f
1/25+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/25= (5-1)/25=4/25 M=H/H = 4/2,5 = 1,6
s′ = 6,25

5. F = 5 s = 26
1/s+1/s^' =1/f
1/26+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/26= (26-5)/130=21/130 M=H/H = 3,5/2,5 = 1,4
s′ = 6,1905

6. F = 5 s = 30
1/s+1/s^' =1/f
1/30+1/s^' =1/5
1/s'=1/5=1/30= (6-1)/30=5/30 M=H/H = 3,3/2,5 = 1,32
s′ = 6



VII. Kesimpulan
Jika jarak benda 7 maka didapatkan jarak bayangan 17,5
Jika jarak benda 10 maka didapatkan jarak bayangan 10
Jika jarak benda 13 maka didapatkan jarak bayangan 8,125
Jika jarak benda 25 maka didapatkan jarak bayangan 6,25
Jika jarak benda 26 maka didapatkan jarak bayangan 6,19
Jika jarak benda 30 maka didapatkan jarak bayangan 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar